Deretan 30 Pabrik Tekstil Indonesia Bangkrut PHK 11.200 Pekerja Buruh
BeritaKapan - Sejumlah deretan ke 30 pabrik tekstil yang beroprasi di Indonesia tengah mengalami kepailitan sehingga mengalami kebangkrutan dan PHK sejumlah pekerja termasuk 11.200 buruh. Sejumlah pekerja buruh yang kena PHK tidaklah sedikit karena menurut laporan dari ke 30 ppabrik tekstil tersebut sulit mengelola keuangan hingga mengalami kebangkrutan. Dari sejumlah data tersebut kita dapat belajar disinyalir betapa pentingnya sebuah pekerjaan dan keberlangsungan nilai ekonomi yang terjadi di daerah kita termasuk jawabarat hingga tingkat nasional. Pabrik tekstil yang mengalami kebangkrutan hingga memutuskan untuk PHK sejumlah pekerja buruh. Penutupan pabrik yang cukup banyak tersebut menyebabkan lebih dari 11.207 orang pekerja kehilangan pekerjaannya. Angka dapat meruncing tinggi dari sejumlah keseluruhan PHK karena ada perusahaan yang jumlah PHK-nya tidak diketahui.
Ilustrasi Pabrik Tekstil Indonesia Copyright Istockphoto |
Seperti yang dilansir oleh CNBCIndonesia, penutupan pabrik tersebut dikarenakan sejumlah deretan perusahaan yang mengalami kepailitan dan kebangkrutan. Ini juga dapat mencangkup nilai pertumbuhan ekonomi tingkat daerah hingga nasional tentunya. Selain itu juga menerangkan dikutip dari data yang ada, data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat jumlah PHK sejak Januari-Oktober 2024 sebanyak 59.796 pekerja.
Dari deretan banyaknya 30 pabrik atau perusahaan tekstil tercatar dari sejumlah perusahaan tekstil yang tengah menunggu keputusan dari Pengadilan untuk Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) seperti PT Sri Rejeki Isman atau Sritex, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT), dan PT Pan Brothers Tbk. Daftar atau deretan pabrik tekstil ini cukup mengejutkan karena data dibawah ini mengalami kepailitan dan mengalami kebangkrutan sehingga memangkas jumlah pekerja buruhnya.
Ilustrasi Mesin Jahit Pabrik Tekstil Copyright Istockphoto |
Berikut ini melansir laman dari data deretan sejumlah 30 perusahaan TPT yang tutup-berhenti produksi sejak triwulan II tahun 2022, mengutip data APSyFI:(nama PT Primissima belum sempat tercatat):
Ilustrasi Mesin Pabrik Tekstil Indonesia Copyright Istockphoto |
- PT LAWE ADYAPRIMA
- PT GRAND PINTALAN
- PT CENTEX - SPINNING MILLS
- PT DAMATEX
- PT ARGO PANTES -BEKASI
- PT ASIA CITRA PRATAMA
- PT KAHA APOLLO UTAMA
- PT MULIA CEMERLANG ABADI
- PT LUCKY TEKSTIL (PHK 100 ORG)
- PT GRAND BEST (PHK 300 ORG)
- PT DELTA MERLIN TEKSTIL I DUNIATEX GRUP (PHK 660 ORG)
- PT DELTA MERLIN TEKSTIL II DUNIATEX GRUP (PHK 924 ORG)
- PT PULAUMAS TEKSTIL (PHK 460)
- PT TUNTEX (TUTUP & PHK 1163 orang)
- AGUNGTEX GRUP (2000-an orang dirumahkan)
- PT KABANA (PHK 1200-an)
- PT PISMATEX (PAILIT & PHK 1700-an)
- PT SAI APAREL (relokasi sebagian)
- PT ADETEX (500-an dirumahkan)
- PT NIKOMAS (bertahap ribuan pekerja)
- PT CHINGLUH (2000-an pekerja)
- PT HS APAREL (ttutup)
- PT STARPIA (tutup)
- PT DJONI TEXINDO
- PT EFENDI TEXTINDO
- PT FOTEXCO BUSANA INTERNATIONAL
- PT WISKA SUMEDANG (tutup & PHK 700-an)
- PT ALENATEX (tutup & PHK 700-an)
- PT KUSUMA GROUP (3 perusahaan tutup & PHK 1500-an)
Dalam hal lain seberapa pentingnya mengenai industri tekstil yang ada di tanah air. Ini mengomentari bila hal sedemikian rupa lalu bagaimana dengan industri lainnya. Semoga saja tidak demikian kita berusaha untuk mendapatkan secara layak sebagaimana mestinya seseorang yang bekerja. Selain itu cerminan dari sebuah industri tekstil patut mendapatkan perhatian lebih karena merupakan bisnis padat karya. Artinya, saat pabrik tutup, bisa ribuan orang kehilangan pekerjaan secara bersamaan. Semoga pekerja yang terkena PHK agar dapat mengganti pekerjaan yang lebih layak tentunya.
0 Response to "Deretan 30 Pabrik Tekstil Indonesia Bangkrut PHK 11.200 Pekerja Buruh"
Posting Komentar